Sabtu, 14 Januari 2012

Proposal Pencemaran Tanah di Lahan Pertanian


A.    Latar Belakang
Indonesia berada diposisi gunung berapi yang aktif pada umumnya. Disini terdapat banyak deposit mineral yang merupakan sumber nutrisi untuk mempertahankan kesuburan tanah. Letak Indonesia dibagian tropis dan memiliki hutan tropis yang merupakan sumber organik utama yang penting bagi kesuburan tanah.
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian tanah mengandung hara dan air, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai.
Pencemaran menyebabkan susu-tanah mengalami perubahan susunannya, sehingga mengganggu kehidupan jasad yang hidup didalam tanah maupun dipermukaan.
Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung. Misalnya karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik.
Pencemaran dapat juga melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengandung jasad yang hidup didalam atau dipermukaan tanah.
Pencemaran dapat juga melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan ysng mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga.
Dalam penelitian yang akan kami lakukan ini, kami mengambil objek yang berhubungan dengan kondisi atau krakteristik tanah yang baik untuk lahan pertanian. Secara keilmuan, struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman tergantung pada kehadiran agregat antara 1 sampai 10 mm diameter. Agregat tersebut harus stabil ketika dibasahi dan harus memiliki proporsi yang baik dari pori-pori dengan diameter lebih dari 75 µm untuk memungkinkan drainase dan aerasi yang baik selama musim hujan, volume yang cukup dari pori-pori berukuran sedang (30-0,2 mµ) untuk menyimpan air yang tersedia pada periode kering (Tisdall, 1996). Tanah yang subur juga merupakan tanah yang cukup mengandung nutrisi bagi tanaman maupun mikroorganisme. Dari segi fsika, kimia, dan biologi memenuhi untuk pertumbuhan.
Penerapan-penerapan tersebut melatarbelakangi kami untuk mengambil lokasi sawah di daerah Jl. Peta yang terkotaminasi dengan tumpukan-tumpukan sampah plastik yang berada dipinggirnya. Keadaan tersebut juga sangat menark perhatiaan kami untuk menjadikan objek penelitian yang berpengaruh terhadap kualitas atau produk dari sawah yang berada disana.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakng diatas kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bahan kimia apa saja yang terkandung dalam sampah plastik sehingga dapat mencemari tanah ?
2.      Karakteristik tanah yang baik untuk lahan pertanian ?
3.      Pengaruh sampah plastik terhadap produk hasil dari pengolahan sawah tersebut ?
4.      Bagaimana Penanganan Pemcemaran Tanah tersebut yang berada di daeraha Jl. Peta ?
C.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang kami lakukan ini adalah untuk menjaga lingkungan daerah sekitar yang sudah tercemar oleh bahan-bahan anorganik yang dapat menyebabkan kerugian bagi manusia, diantaranya hasil gabah menjadi berkurang dan atau sama sekali tidak menghasilkan. Serta mengetahui bahan kimia apa saja yang terkandung dalam plastik sehingga dapat mencemari tanah, mengetahui karakterisktik tanah yang baik untuk lahan pertanian, mengetahui pengaruh sampah plastik terhadap hasil dari pengolahan sawah tersebut, dan bagaimana cara penanganan pencemaran tanah yang baik.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Peneliti
Pembuatan laporan penelitian ini dapat menjadi media pembelajaran bagi peneliti tentang apa yang akan dilakukan dalam eksperimennya yaitu mengenai pengaruh tempat pembuangan sampah plastik sementara terhadap sawah yang berada di daerah Jl. Peta serta karakteristik dan produk yang dihasilkan oleh sawah tersebut.


2.      Bagi Pembaca
Laporan ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana cara penanganan pencemaran tanah dan mengetahui karakteristik tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Laporan ini dapat dipertanggungjawabkan, karena data dan langkah-langkah yang tertera merupakan hasil eksperimen dan empiris.
E.     Landasan Teori
1.      Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Plastik (Chemical Content in Plastic)
Berdasarkan sumbernya sampah dapat digolongkan sampah domestik misalnya sampah rumah, pasar, sekolah, dan sebagainya. Lainnya sampah non domestik, misalnya sampah pabrik, pertanian, perikanan, peternakan, industri, kehutanan, dan sebagainya.
Berdasarkan komposisinya sampah karton, atau karbon dan sampah yang tidak seragam atau campuran seperti sampah pasar atau sampah tempat umum lainnya. Berdasarkan proses tempat terjadinya sampah kita bedakan sampah alami misalnya daun-daunan dan sampah non alami seperti sampah karena kegiatan manusia. Berdasarkan asal lokasinya dapat dibedakan sampah kota (urban) dan sampah daerah misalnya sampah dipedesaanm, permukaan atau pantai. Berdasarkan sampah jenisnya sampah dibedakan sampah organik dan sampah anorganik. Berdasarkan sifatnya sampah dapat dibedakan dalam sampah yang dapat dicernakan (diuraikan, non degradable) misalnya sampah anorganik. Atau sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar.
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang.
                                    Berbagai sampah dibuang oleh masyarakat terkadang tdak membuang pada tempatnya, sampah-sampah yang dibuang itu seperti sisa-sisa plastik bungkus makanan, botol-botol bekas, bahkan botol-botol susu  juga dibuang masyarakat secara sembarangan. Ada pun masyarakat yang membuang sampah hanya pada tempat pembuangan terakhir seperti contohnya yang brada di daerah Jl. Peta  Kecamatan Tawang ini. terdapat tumpukan sampah yang terisolir dan dibiarkan menumpuk begitu saja. Kandungan bahan kimia yang terkandung dalam plastik diantaranya adalah BPA.
Polycarbonate adalah bahan plastik yang sering dipakai untuk peralatan makan dan minum bayi, terutama botol susu. Policarbonate mengandung suatu zat disebut bisphenol A (BPA) yang ternyata lewat serangkaian penelitian hewan memiliki sifat akumulatif dan racun terhadap tubuh.
Sebenarnya BPA bukanlah barang baru. Tahun 1936, BPA sudah ditemukan oleh peneliti inggris namun belumlah “popular” karena masih jarang ditemukan di benda-benda plastik dan belum banyak dipakai untuk wadah makanan. Baru tahun 1993, Aruna V. Khrisnan dan David Feldman dari Stanford University school of medicine secara tak sengaja menemukan hal aneh. Piranti laboratorium yang mereka gunakan saat meneliti sel ragi mengeluarkan zat seperti estrogen setiap kali disterilkan. Ujungnya, barulah diketahui, piranti itu terbuat dari polikarbonat dan zat yang dikeluarkannya adalah BPA.
Kejadian tak disengaja itu mungkin suatu awal, karena saat ini banyak wadah makanan mengandung polikarbonat, yang artinya, BPA telah menjadi problema tersendiri. Botol susu, misalnya, ketika baru dipakai, sudah bisa mengeluarkan BPA saat dipanaskan dengan air 900C meski jumlahnya masih sangat kecil. Apalagi, botol susu yang sudah banyak tergores, bisa mengeluarkan BPA hingga 10-28 kali lipatnya. Makin dingin air yang dicampurkan, makin kecil kandungan BPA yang dikeluarkan.
Kandungan zat kimia dalam plastik ini menimbulkan efek samping yang merugikan untuk manusia. Konon, dlu Profesor Fred Vom Saal yakni seorang peneliti senior di Missouri-Columbia University menemukan zat kimia ini meski pada dosis kecil- berkaitan dengan berbagai gangguan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder, gangguan sperma, hingga penyakit parkinson. Menurut beliau, bila dikonsumsi saat periode tumbuh kembang, zat ini dapat mempengaruhi produksi dopamin otak secara permanen yang bila kekurangan atau berlebihan dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, zat ini juga mengganggu perkembangan saluran kemih dan tiroid. Ini juga didukung dengan penelitian di jepang, negara dengan produksi BPA tinggi. Bahkan, BPA sudah dapat diserap lewat plasenta sehingga telah menimbulkan efek saat di kandungan.
Semua efek BPA salah satunya disebabkan BPA mengganggu proses yang berkaitan dengan hormon, khususnya hormon estrogen. “Efek ini bahkan sudah terlihat pada dosis yang rendah, untuk amannya, batas aman haruslah 1000 kali lebih rendah dari dosis yang bisa menimbulkan efek samping” jelas Profesor Freed Vom Saal. US environmental protection agency menetapkan batas aman BPA adalah 0.05 mg/kgbb/hari.
Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang  termasuk  salah satu golongan atau  lebih dari bahan lainnya,  yaitu :
a.    Bahan beracun
b.    Bahan peledak
c.    Bahan yang mudah terbakar/menyala
d.   Bahan oksidator dan bahan reduktor
e.    Bahan mudah meledak dan terbakar
f.     Gas bertekanan
g.    Bahan korosi/iritasi
h.    Bahan radioaktif, dan
i.      Bahan berbahaya lainnya yang di tetapkan oleh SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985.
Dalam lampiran SK tersebut terdapat 90 jenis atau barang yang tergolong beracun dan berbahaya. Sedangkan logam berat didefinisikan sebagai satu kesatuan jenis logam yang mempunyai bobot molekul dan berat jenis lebih besar dari 5 g cm-3 (Anonim, 1977) dengan nomor atom antara 22 dan 29 periode III dan IV. Menurut Palar (1994), karakteristik logam berat memiliki berat jenis >4, bernomor atom 22-34 dan 40-50, serta mempunyai respon biokimia specifik pada organisme hidup. Jenis logam berat diketahui >70 unsur, beberapa diantaranya perlu mendapat perhatian khusus, yaitu Hg, Pb, Cd, Cu, Cr, Co, Mo, Mn, dan Mi.
2.      Karakteristik Tanah Yang Baik Untuk Lahan Pertanian
Tanah volkanik adalah tanah yang berasal dari endapan lahar gunung berapi, tanah ini baik untuk perkebunan, karena banyak mengandung unsur hara didalamnya.tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan ataupun hewan, tanah ini biasanya digunakan untuk menyuburkan tanaman karena banyak mengandung humus.
Tanah los adalah tanah yang terbentuk dari debu yang dibawa angin, sehingga membentuk lapisan tanah.
Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari lapisan lumpur yang tebal, tanah ini banyak ada di pulau Kalimantan. Tanah ini sangat cocok untuk tumbuhan bakau.
Tanah aluvial adalah tanah tanah yang terdiri dari beberapa endapan. Tanah terbagi dari beberapa lapisan, yaitu :
a.    Tanah lapisan atas, ciri-cirinya : warnanya gelap kehitam hitaman, teksturnya gembur dan subur karena banyak mengandung humus, tanah bagian ini sangat cocok buat perkebunan.
b.    Tanah bagian bawah, ciri-cirinya : warnanya lebih mudah dari pada tanah bagian atas, tanah ini kurang subur karena sedikit mengandung humus.
c.    Lapisan induk tanah, warnanya kemerah-merahan. Bagian ini tidak mempunyai humus sedikitpun, oleh sebab itu tanah bagian ini kurang baik untuk bercocok tanam. Lapisan batuan induk adalah lapisan yang paling bawah, tanah bagian ini banyak terdapat batu-batu kecil. Tanah merupakan salah satu unsur dipermukaan bumi ini, peranan tanah sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, contohnya : bagi manusia tanah sebagai sarana bercocok tanam, bagi hewan, tanah sebagai habitat hidup, bagi tumbuhan, tanah sebagai prasarana menyalurkan air dan unsur hara. Maka demikian kita harus melestarikan tanah dan menjaga tanah dari kontaminasi tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. Cara melestarikan tanah, antara lain:
- melakukan reboisasi
- jangan membuang sampah yang sulit didaur ulang
- sering melakukan pemupukan
- mengairi secara teratur.
3.      Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Produk Hasil Dari Pengolahan Sawah
Pencemaran pada lahan sawah umumnya disebabkan oleh limbah industri dan aktivitas budi daya yang menggunakan bahan-bahan kimia agrokimia seperti pupuk dan pestisida yang kurang terkendali. Banyaknya sampah yang menumpuk akibat aktivitas manusia juga dan sampah tersebut tidak ditangani secara baik yaitu hasil gabah menjadi berkurang dan atau sama sekali tidak menghasilkan. Kondisi ini disebabkan karena saluran air yang tersambung oleh sawah tersebut tercampur dan kontaminasi antara plastik dengan air tesebut menghambat akan produktivitas sawah untuk menghasilkan padi dalam jumlah banyak. Sedangkan isi dari tumpukan sampah tersebut bukan hanya berupa plastik saja, melainkan limah-limbah yang berasal dari rumah tangga pun tercampur disana.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik sawah tersebut, keberadaan tempat pembuangan sampah sementara itu menghambat pertumbuhan padi yang akibatnya jumlah produksi padi menurun, kemungkinan setiap sekali masa panen itu bisa menghasilkan 10 ton perkotak sawah, sekarang hasilnya menurun sekitar 8 ton padi perkotak sawah saja.
4.      Penanganan Pencemaran Tanah
Penanganan pestisida ialah dengan tidak mmenggunakannya. Cara ini terbaik hasilnya, tetapi hama tanaman mengakibatkan hasil produksi menurun. Cara yang dapat ditempuh ialah :
a.       Pengaturan jenis tanaman dan waktu menanam
b.      Memilih varietas tanaman yang tahan lama
c.       Menggunakan musuh alami untuk hama
d.      Memanfaatkan daya tarik untuk seks untuk serangga
e.       Menggunakan hormon serangga
f.       Pemandulan (sterilisasi)
Disamping itu kita perlu :
a.       Memahami kegunaan pestisida yang bersangkutan
b.      Mengikuti petunjuk pemakaian
c.       Mematuhi perizinan
d.      Hati-hati dalam penyimpanan
e.       Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, pakaian.
Pada dasarnya cara-cara yang ditempuh itu berlaku untuk bahan kimia, pupuk atau deterjen. Kehati-hatian pada pemakaian bahan-bahan ini perlu diperhatikan. Jangan sampai bahan-bahan itu tercecer, mengenai badan manusia, atau mencemarkan lingkungan.
Penanganan sampah ialah mencegah timbulnya pencemaran. Misalnya dengan cara penimbunan (dumping) dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang, lekukan tanah di tempat terbuka dan di laut. Cara ini murah tetapi masih menimbulkan bau, kotor, penyakit, dan pencemaran. Cara kedua yaitu pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill) dengan mengisi tanah berlegok dan kemudian menutupnya dengan tanah; pada cara ini diperlukan tanah yang luas. Diharapkan sampah tidak akan mencemari lagi karena ditimbun dan ditutup. Cara ketiga ialah dengan pencacahan (grinding). Limbah organik dimasukkan ke dalam alat penggiling sehingga menjadi kecil-kecil, dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat pengolahan lebih lanjut. Cara keempat ialah pengkomposan (composting), yakni pengolahan limbah untuk memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah. Mikroorganisme membantu menguraikan limbah organik menjadi anorganik pada suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kehidupan mikroorganisme itu (bakteri, jamur). Cara kelima yaitu pembakaran (inceneration) dengan hasil gas dan residu. Metode keenam ialah dengan pirolisis yakni mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna. Atau suatu proses peruraian kimia isomerisasi, deoksigenisasi, denitrogenisasi. Misalnya menjadi cairan, gas, dan padatan dari limbah asal selulosa. Persamaan reaksinya adalah :
   3C6H10O5                        8H2O + 2CO + CO2 + CH4 + H2 + C6H8O + 7c
Pada cara tertentu maka gas CO dengan H2O dengan tekanan tinggi dan menggunakan katalis dapat diubah menjadi CO2 dan H2.
CO + H2O    kat     CO2 + H2O
Kedua gas ini dapat dijadikan bahan pada pembuatan gas metana (proses metanisasi) :
CO2 + 4 H2     kat          H4 + H2O
Dari sampah pula dibuat biogas, yakni peruraian anaerob samapah dengan bantuan bakteri pengurai. Mula-mula sampah dijadikan asma organik oleh bakteri pembentuk asam.
(C6H12O6)            n C6 H12O6                        2n CH3CH2OH + 2n CO2 + E
 Selulosa                   Glukosa                Etanol Karbondioksida Tenaga
2n CH3CH2OH + n CO2        bakteri    2n CH3 COOH + 2n CH4
                                                  pemb. asam
               2n CH3COOH bakteri metana  2n CH4 + 2n CO
Biogas ini tidak murni dan terdiri dari metana (65%), karbondioksida (30%), hidrogen sulfida (1%), dan sejumlah gas lain.
Selain menghasilkan gas, sampah dapat dibuat bahan bangunan. Hal ini sudah dikerjakan di Jepang dan Jerman.
Sampah dapat juga menyuburkan kolam ikan. Hal ini karena sampah mengandung nutrisi untuk plankton. Plankton ini kemudian menjadi makanan ikan. Hal ini terbukti di Bandung, India dan Pakistan.
Berdasarkan data SLHD Bali (2005) tampak bahwa pada saat ini sampah sulit dikelola karena berbagai hal, antara lain :
a.    Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untukmengelola dan memahami porsoalan sampah
b.    Menigkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasanpengetahuan tentang sampah
c.    Meningkatnya biaya operasional pengelolaan sampah
d.   Pengelolaan sampah yang tidak efisien dan tidak benar menimbulkan permasalahanpencemaran udara, tanah, dan air serta menurunnya estetika
e.    Ketidakmampuan memelihara barang, mutu produk teknologi yang rendah akanmempercepat menjadi sampah
f.     Semakin sulitnya mendapat lahan sebagai tempat pembuangan ahir sampah.
g.    Semakin banyaknya masyarakat yang keberatan bahwa daerahnya dipakai tempatpembuangan sampah.
h.    Sulitnya menyimpan sampah yang cepat busuk, karena cuaca yang panas
i.      Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya danmemelihara kebersihan.
j.      Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampahdikelola oleh pemerintah.
Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber-sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat-tempat umum yangdikumpulkan di TPS yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk yang telah dilengkapi jaring ke TPA. 
Bagi daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan  prasarana yang  terbatas telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi Usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m 3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerjasama dengan pihak lainnya seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Penanganan sampah dari sumber-sumber sampah dengan cara tersebut cukup efektif.
F.     Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang kami lakukan adalah:
1.    Survei
Survei dilakukan untuk melihat keadaan lahan sawah tersebut yang tercemar akibat dari tumpukan sampah sementara.
2.    Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pemilik sawah tersebut yang bernama Ibu Kapten, untuk minta izin melakukan penelitian dan mengetahui apakah ada pengaruh terhadap produk hasil sawah tersebut.
3.    Melakukan pembersihan sampah plastik yang berserakan di sawah tersebut dan melakukan pengukuran pH tanah, apakah tercemar atau tidak.
G.   Pelaksanaan Penelitian
1.      Survei Tempat Penelitian
Hari           : Senin
Tanggal : 19 Desember 2011
Tempat : Jl. Peta Gunung Roay 3
2.   Kegiatan Penelitian
Hari   : Sabtu
Tanggal : 31 Desember 2011
Tempat : Jl.Peta Gunung Roay 3
3.   Aksi Penanggulangan/Aksi ke Lapangan
Hari      : Selasa
Tanggal : 4 Januari 2012
Tempat  : Jl. Peta Gunung Roay 3
H.    Hipotesis
Sumber dari pencemaran tanah bisa berasal dari limbah industri, rumah tangga, bahkan sampa-sampah plastik. Lahan sawah yang seharusnya dijaga baik untuk melakukan penanaman padi, di daerah Jl. Peta terdapat sawah yang tercampur dengan sampah-sampah plastik yang berasal dari pembuangan sementara. Keadaan ini memberi pengaruh terhadap kualitas produksi hasil tanaman padi tersebut. Adapun kandugan zat kimia yang berbahaya di balik plastik adalah BPA yang terdeteksi berbahaya serta memiliki sifat akumulatif dan racun terhadap tubuh dan tanaman. Dengan begitu, kami melakukan penelitian dan mngurangi resiko yang di hadapi oleh para petani, diantaranya membersihkan lahan tersebut dari berbagai sampah-samapah yang tercampur dengan tanahnya.
I.       Daftar Pustaka
Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.

Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : ANDI.

Anneahira. 2009. Pencemaran Lingkungan. [Online] Tersedia : http://www.anneahira.com/artikel-pencemaran-lingkungan.htm. [19 Desember 2011].

Anonim. 2010. Tanah Sawah. [Online] Tersedia : http://balittanah.litbang.deptan.go.id/eng/dokumentasi/buku/tanahsawah/tanahsawah9. [22 Desember 2011].

Anonim. 2011. Plastik. [Online] Tersedia : http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/plastik/. [20 Desember 2011].

Anonim. 2009. Plastik. [Online] Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik. [22 Desember 2011].

Al-Atsariyyah. 2010. Ancaman Zat Kimia Di Balik Platik. [Online] Tersedia : file:///C:/Users/acer/Downloads/Ancaman%20zat%20kimia%20di%20balik%20plastik%20%20%20.com.htm. [24 Desember 2011].

Gilang. 2011. Plastik Berbahaya. [Online] Tersedia : http://Gilangbonex.Blogspot.Com/. [22 Desember 2011].



Dokumentasi Survei dan Perizinan Lokasi

         
         
            
                                                   
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar